Friday, December 11, 2009

Kejadian Manusia Menurut Perspektif Buddha

GENESIS BUMI DAN MANUSIA

Pada abad ke-19, Immanuel Kant dan La Place menyatakan teori kabut atau teori nebula tentang alam semesta. Teorinya disempurnakan oleh van Wizzacker (1944) dan G.P. Kuiper (1951) menjadi teori kondensasi. Menurut teori ini, kabut gas dan debu terdiri dari helium dan hidrogen. Bahan kabut ini hilang ke dalam jagad raya dan sisanya terus mendingin. Kerana pendinginan maka terus menyusut dan mulai berputar. Proses ini bentuknya berubah menjadi bulat pipih dan akhirnya menjadi seperti cakram. Selama menyusut dan berputar, bahan di bagian luar tertinggal. Bahan ini merupakan pembentuk planet-planet, termasuk planet bumi. vIntinya menjadi matahari. Menurut teori ini, "alam jagad raya terdapat banyak sekali tata surya."


Konsep tentang kejadian bumi dan manusia menurut Buddha Dhamma agak unik. Di alam semesta ini bukan hanya ada bumi ini. Telah banyak bumi yang muncul dan hancur (kiamat). Manusia yang muncul pertama kali di bumi kita ini tidak seorang, tetapi banyak, dan mereka muncul bukan kerana kemahuan satu makhluk tertentu.

Di dalam Aganna Sutta, Digha Nikaya, Sutta Pitaka, Tipitaka, dapat dibaca bahawa bumi kita ini semuanya terdiri dari air dan gelap gelita. Makhluk-makhluk pun tidak dibezakan lelaki atau perempuan. Namun, mereka memiliki tubuh yang bercahaya dan hidup melayang-layang di angkasa. Setelah waktu lama sekali, tanah dengan sarinya muncul dari dalam air dan rasanya seperti madu tawon mumi. Makhluk-makhluk yang serakah mulai mencicipi tanah itu, dan tergiur akan sari tersebut. Makhluk-makhluk yang lain juga mengikuti. Akibat kelakuannya itu, maka cahaya tubuh mereka lenyap, dan tampaklah matahari, bulan, bintang, dan konstelasi-konstelasi. Setelah masa yang lama sekali, tubuh mereka memadat dan bentuknya ada yang indah dan ada yang buruk sesuai dengan takaran mereka makan sari tanah. Mereka yang indah memandang rendah yang bentuk tubuhnya jelek. Lama kelamaan sari tanah pun lenyap dan muncullah tumbuhan dari tanah. Sementara mereka sombong dan congkak, tumbuhan ini lenyap dan muncul tumbuhan menjalar, dan demikian seterusnya setelah tumbuhan menjalar lenyap, muncullah tanaman padi. Setelah waktu yang lama sesuai dengan takaran mereka makan, maka tubuh mereka lebih memadat dan perbezaan bentuknya tampak lebih jelas.

No comments:

Post a Comment